Jumat, 05 Oktober 2012


Renungan Hati dalam Keheningan

Menjalani kehidupan ini terkadang mengalami kegundahan dan kejenuhan. Tidak bisa kita pungkiri memang benar adanya. Karena jika merujuk pada rutinitas keseharian baik kegiatan rumah, maupun aktifitas kita sehari hari hal itu kita lakukan berulang-ulang. Hal itulah yang menyebabkan kejenuhan meradang.
Untuk itulah sangat penting, sekali waktu kita harus melakukan refresing. Refresing ataupun penyegaran yang kita lakukan tentunya sesuatu di luar aktifitas kita sehari-hari yang sifatnya meregangkan ketegangan baik secara fisik maupun beban pikiran. Biasanya kita lakukan dengan mengunjungi tempat-tempat rekreasi ataupun tempat-tempat hiburan lainya atau bisa juga sekedar berkumpul bersama keluarga di rumah dengan menciptakan suatu kegiatan kebersamaan.
Sedangkan kegundahan yang kita rasakan lebih kepada ketidakyakinan kita terhadap segala apa yang kita lakukan. Jika kita meyakini dengan segenap hati bahwa segala apa yang terjadi adalah yang terbaik bagi diri kita tentunya kegundahan itu dapat kita atasi. Kegundahan hadir karena kita takut akan kegagalan. Jika kita memahami makna kegagalan itu sendiri tentunya tidak akan menjadikan kekawatiran akan apa yang belum tentu terjadi.
Kegagalan terjadi pastinya ada sesuatu yang harus kita perbaiki ataupun kita lengkapi. Artinya ada kekurangan yang menyebabkan kegagalan itu terjadi. Kegagalan adalah suatu proses menuju kesuksesan. Karena dari kegagalan itulah kita mengenal arti kesuksesan. Sukses menghadapi kegagalan dengan melengkapi serta memperbaiki segala apa yang menyebabkan kesuksesan kita tertunda.
Kegagalan bukanlah suatu yang menyeramkan. Karena dibalik kegagalan itu tersimpan makna yang patut kita resapi. Kita harus bisa memaknai dari setiap proses yang haru kita lalui dalam hidup ini. Setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing dan jalan hidup itu tidak bisa diwakilkan ataupun ditukar kepada orang lain.
Setiap proses kehidupan yang harus kita jalani memiliki makna yang harus kita cermati. Jika kita bisa mencermatinya tidak akan ada keluh kesah dalam menjalaninya. Karena kita yakin bahwa setiap langkah kita atas ijin dan ridho Allah.
Saya jadi teringat suatu cerita Sinema Wajah Indonesia “ Sendal Butut”, dikisahkan kehidupan ibu dan anak dalam kehidupan kesederhanaan. Untuk membeli sandal saja dia harus mengumpulkan dari menjual layang-layang begitu juga untuk kehidupan sehari-hari bersama ibunya. Suatu hari ia mendapatkan musibah, dituduh sebagai pencuri sandal di sebuah tempat ibadah yang selama ini di cari-cari hanya karena dia tertangkap basah menenteng “sandal butut” . ( Kisah lengkapnya baca tulisan saya “ Sendal Butut” Sinema Wajah Indonesia ).Mendapat musibah itu dia justru meminta maaf kepada ibunya karena sudah menyusahkan dan dia berkata, “mungkin saya pernah melakukan kesalahan yang tidak saya sadari, dan ini teguran dari Allah. Sang ibupun tak kalah tegarnya, saat dia mendapatkan belas kasihan dari orang penting, dia berkata, “ kami sudah terbiasa miskin, tapi kami pantang meminta belas kasihan orang lain. Sungguh suatu fenomena “ Kebesaran Jiwa” yang patut kita contoh.
Yach….dengan KEBESARAN JIWA kita dapat menjalani kehidupan ini dengan segenap ketulusan dan keiklasan. Karena kita memahami setiap makna yang terkandung dari setiap jengkal langkah kita. Tak ada yang menjadikan langkah kita damai selain kita yakin akan RENCANA ALLAH. Yakin karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi setiap hambanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar